Ibu, Mulailah Mencintai Diri Sendiri

Konon katanya, seorang ibu harus bahagia sebab itulah yang menjadi pondasi kebahagiaan keluarga. Terbayang, dong, kalau ibu rongseng, bisa-bisa yang tantrum bukan anak, melainkan ibunya. Dapat ditebak, yang menjadi korban pelampiasan biasanya adalah anak sebagai pihak yang dianggap lemah.

Sumber kebahagiaan ibu bisa berasal dari diri sendiri ataupun lingkungan. Ibulah yang paling tahu mana yang paling ampuh. Namun, akan lebih baik jika ibu mampu menemukan sumbernya dari dalam diri. 

Biasanya yang datang dari luar itu sarat dengan ketidakpastian. Bukannya jadi bahagia, ibu malah makin cemberut karena sumber kebahagiaan tidak kunjung datang atau tidak cukup memuaskan.

Nah, di sinilah pentingnya ibu mampu mencari cara untuk membahagiakan diri sendiri. Salah satunya—dan mungkin yang fundamental—adalah dengan mencintai diri (self-love). 

Mencintai diri makin banyak diperbincangkan seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Sebagai ibu, prioritas hidup seringkali bergeser kepada orang lain (keluarga) sampai-sampai ibu lupa bahwa dirinya juga perlu dicintai. 


Mencintai diri sendiri sama pentingnya dengan mencintai orang terkasih (foto: Madison Inouye dari Pexels).

Untuk mulai mencintai diri, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Apa saja?


Tiga Aspek Penting untuk Mulai Mencintai Diri

Dalam mencintai diri, ibu menerima dan memperlakukan diri dengan baik dan apa adanya. Karenanya, langkah pertama yang perlu ibu lakukan adalah mengenali diri sendiri dan berdamai dengannya.

Pertanyaan yang perlu dijawab, antara lain tentang kekuatan dan kelemahan diri, tujuan hidup, impian dan ketakutan. Memaafkan masa lalu juga penting untuk bisa melangkah maju dan mendapatkan gambaran positif tentang diri di masa kini.

Berikutnya, sebagaimana ibu percaya setiap anak itu unik, ibu tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Setiap ibu juga unik, lo. Meski demikian, era media sosial seperti sekarang memang rentan membuat ibu insecure dengan pencapaian orang lain. Jika sudah begitu, unfollow saja, lalu fokus dengan diri ibu sendiri.

Hal selanjutnya adalah belajar mendengarkan pendapat diri sendiri. Terlalu banyak mendengarkan pendapat orang lain membuat ibu lelah dan lama-lama tidak percaya diri. Ibu akan senantiasa takut bila tindakannya tidak sesuai dengan saran orang. Dengan mengenal diri sendiri, ibu dapat menumbuhkan harga diri dan meningkatkan kemampuan menyaring pengaruh lingkungan.

Tidak hanya aspek psikologi, mencintai diri juga meliputi aspek fisik, berupa menjalani pola hidup sehat dan merawat tubuh. Makan makanan bernutrisi, cukup minum air putih, berolahraga teratur, cukup tidur termasuk di dalamnya. Tak lupa pula merawat wajah dan kulit. Menjaga kesehatan tubuh adalah bentuk rasa syukur terhadap Sang Pencipta, kan?

Di tengah kesibukan sebagai ibu, memiliki waktu luang untuk diri sendiri tetaplah penting. Ibu dapat menyegarkan pikiran dengan mengerjakan hobi, menata rumah, menonton, berjalan-jalan di luar, dll. Hal ini membantu ibu untuk menjadi pribadi yang utuh, yang juga memperhatikan kesenangan dan kebutuhan emosi diri. Dengan emosi yang stabil, ibu dapat menjalankan hari dengan bahagia.

Selain aspek fisik dan psikologi, yang tak boleh ketinggalan adalah aspek spiritual. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, ibu akan makin mampu untuk menerima segala yang Tuhan berikan untuk ibu. Everything happens for a reason. Tidak ada sesuatu yang sia-sia, termasuk semua yang ada pada diri ibu.

Yang terakhir adalah berada di lingkungan positif. Mengelilingi diri dengan orang-orang yang menerima ibu apa adanya akan menguatkan ibu untuk melakukan hal serupa. Pikiran dan sikap positif itu menular maka sebisa mungkin jauhi lingkungan yang merugikan.


Penutup

Mencintai diri bagi seorang ibu bukan berarti melupakan peran utama. Justru sebaliknya, ibu yang mencintai diri akan menjalankan perannya sebagai ibu dengan baik karena ia mengenal betul dirinya. Setiap aspek personalnya pun sudah terpenuhi.

Meski demikian, ibu juga mesti waspada akan bahaya berlebihan mencintai diri. Perhatian yang berlebih pada diri sendiri bisa jadi menumbuhkan narsistik, lo. Karenanya, batas wajar dalam mencintai diri menjadi hal yang perlu dicermati.

Semoga dengan mencintai diri sendiri, ibu menemukan diri ibu yang sebenarnya. Ibu makin bersinar dan makin bahagia. Berkat ibu bahagia, keluarga pun bahagia.


Penulis: Mutiara Sidharta (IP Bandung)

Post a Comment for " Ibu, Mulailah Mencintai Diri Sendiri"