Langkah Pertama dalam Perjalanan Menanam

Menanam itu apa, sih? Mengapa perlu menanam? Enggak penting banget! 

Apakah ada yang punya pemikiran seperti itu? Yes, I'm with you!

Dulu bagi saya, menanam itu membosankan karena yang ditanam sering layu dan mati. Namun, ketika pandemi, saya merasa punya banyak waktu di rumah. Berkebun menjadi satu hal yang kelihatan menarik. Bayangan saya, kalau saya punya sayuran yang tinggal dipetik, akan lebih mudah. Saat itu, sulit untuk membeli sayur karena tukang sayur tidak berjualan. Akhirnya, saya ikut kelas berkebun untuk mencari tahu alasan di balik kegagalan menanam.

Setelah ikut kelas, saya jadi tahu ternyata semua ada ilmunya. Tidak bisa asal taruh benih, lalu berharap langsung hidup. Membuat media tanam pun ada aturannya dan bisa berbeda-beda tergantung tanamannya. Hal ini karena kebutuhan setiap tanaman berbeda-beda.

Apakah saya langsung berhasil menanam? Oh, tentu tidak!

Dalam sebuah perjalanan, pasti ada kuncinya. Gagal coba lagi, gagal coba lagi. Seperti halnya kehidupan, ternyata menanam pun demikian. Satu lagi kuncinya: istiqomah. Namun, ini susaaah! Saya lama off menanam karena kurang istiqomah.

Akhirnya saya tertarik ikut Kabin Berkebun, berharap bisa kembali istiqomah demi mewujudkan moto impian “from garden to the table”, berdaya pangan dari rumah.

Dengan semangat menyala, yuk, kita aplikasikan materi pertama, yaitu membuat media tanam dan semai benih! Media tanam yang dipakai ada perbandingannya, ya, bukan hanya tanah. Catat! Perbandingan tanah: kotoran hewan/kompos: sekam bakar adalah 1:1:1.

Benih sayuran yang disemai adalah selada hijau dan merah, pokcoy, kale, lemon balm, sunflower, dan lemon mint. Tip menarik dari Yunda: rendam benih dengan air hangat. Pilih benih yang tenggelam karena berarti kualitasnya bagus.

Jadi ingat kata pepatah, "kalian akan memetik apa yang kalian tanam". Semai benih pun memantik pertanyaan dan penasaran. Apakah nanti tumbuh dengan baik dan bisa panen? We’ll see then. Tumbuh sehat, ya, bayi-bayi hijau!


Mulai menanam, yuk (foto: dok. pribadi).


Penulis: Tenny Dian I. (Shiper Kabin Berkebun Kampung Bakat 4)

Post a Comment for "Langkah Pertama dalam Perjalanan Menanam"