Cegah Sampah Makanan untuk Selamatkan Pangan Dunia
Tahukah Kawran bahwa tanggal 16 Oktober kita peringati sebagai Hari Pangan Sedunia?
Pangan, sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, tentu memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai sumber energi bagi tubuh, pangan juga mempunyai peran sosial, budaya, bahkan politik. Saat kita bicara tentang pangan, berarti kita juga bicara tentang nutrisi, keragaman, daya beli, aksesibilitas, dan ketahanan pangan.
Dalam memilih bahan pangan, kita tidak hanya melihat sisi nutrisi saja, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral, tetapi juga jenis dan keragamannya agar kecukupan nutrisi untuk tubuh kita terpenuhi.
Dalam skala yang lebih besar, pemenuhan pangan berkaitan dengan daya beli konsumen, yaitu kemampuan orang untuk membeli makanan yang dibutuhkan dan diinginkan. Aksesibilitas pangan, yakni kemampuan konsumen untuk mendapatkan pangan yang bergizi, juga penting.
Berdasarkan KTT Pangan Dunia 1996, ketahanan pangan didefinisikan ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi yang memenuhi kebutuhan diet dan preferensi makanan mereka untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
Ternyata, masalah pangan begitu kompleks, bukan?
Sampah Makanan
Di antara begitu banyaknya masalah pangan, ada yang seringkali luput dari perhatian, tetapi sering terjadi: food waste atau sampah makanan. Sampah makanan yang dimaksud di sini adalah makanan yang ditujukan untuk konsumsi manusia, tetapi tidak dimakan atau digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan. Sampah makanan dapat mencakup:
- Makanan yang tidak dimakan, seperti sisa makanan dari piring kita;
- Makanan yang rusak karena basi, kadaluarsa, dan tidak layak konsumsi;
- Bagian makanan yang tidak dapat dimakan, seperti kulit, biji, dan tulang;
- Bahan mentah dan hasil pertanian yang hilang atau rusak selama proses bercocok tanam, transportasi dan pemasaran.
Sampah makanan dapat terjadi di lingkungan rumah, toko, restoran, pertanian, supermarket, bahkan industri pengolahan makanan. Hal ini dapat berdampak signifikan terhadap lingkungan, ekonomi, serta ketahanan pangan dan gizi secara nasional dan global.
Setiap hari kita menghasilkan sampah makanan di rumah (foto: Denise Nys dari Pexels). |
Kurangi Sampah Makanan dari Rumah
Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah makanan? Tentu perlu upaya untuk memastikan makanan digunakan sebaik-baiknya, yaitu dimakan oleh manusia.
Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah makanan di lingkungan rumah tangga:
- Mengambil porsi secukupnya. Selain menghindari makanan tersisa, kita juga menghindari kekenyangan.
- Membuat daftar belanja dan menu mingguan. Berbelanja hanya sesuai kebutuhan (menu mingguan) dan menghindari membeli makanan secara berlebihan. Menggunakan sisa bahan pangan untuk resep berbeda.
- Mengecek label kemasan makanan untuk mencegah bahan kadaluarsa. Tanggal kadaluarsa menjadi acuan waktu penggunaan bahan makanan. Menggunakan bahan makanan dengan tanggal kadaluarsa terdekat.
- Menyimpan makanan dengar tepat sesuai jenisnya. Kita dapat mempersiapkan bahan makanan (food preparation) sesuai kebutuhan dan menyimpannya di kulkas atau membekukan sesuai porsi.
- Mendonasikan makanan. Jika ada makanan berlebih, kita bisa berikan kepada tetangga atau orang lain yang membutuhkan.
- Membuat kompos. Kita bisa membuat kompos dari sisa makanan, kulit buah, potongan sayuran yang tidak terpakai, dan sebagainya. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk tanaman di kebun.
Jika Kawran masih belum melakukan hal tersebut, yuk, mulai lakukan dari sekarang. Ingatlah bahwa di sekitar kita masih banyak orang lain yang kelaparan dan kesulitan memenuhi kebutuhan pangan mereka. Mulai dari diri sendiri, ajak orang sekitar untuk ikut serta, maka akan berdampak luas bagi dunia.
Penulis: Rohmah Rahmawati (IP Efrimenia)
Post a Comment for "Cegah Sampah Makanan untuk Selamatkan Pangan Dunia"
Post a Comment