Aksi Melindungi Lapisan Ozon, Pelindung Bumi

Bumi kita dikelilingi oleh lapisan yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup. Kawran pasti tahu, dong. Ya, betul. Lapisan itu disebut lapisan ozon.

Ozon adalah gas yang terdiri dari tiga atom oksigen (O₃), berada pada lapisan stratosfer, yakni 11-50 km dari permukaan Bumi. Kadar molekul ozon di atmosfer tidak tetap karena adanya proses pembaruan dan penghancuran yang terjadi terus menerus. Proses ini disebut siklus Chapman.

Akibat pelepasan bahan kimia (klorin atau bromin) ke udara, kesetimbangan ini terganggu. Penguraian ozon lebih banyak daripada pembentukannya. Lapisan ozon menipis, terutama di wilayah Arktik dan Antarktika, disebut lubang ozon.


Intensitas radiasi sinar UV yang sampai ke permukaan Bumi meningkat akibat adanya lubang ozon (ilustrasi: macrovector di Freepik).

 
Terbentuknya lubang ozon mengancam kehidupan makhluk hidup di Bumi, bukan hanya manusia. Hal ini terkait dengan fungsi lapisan ozon, untuk menyerap 90% sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Sinar UV-B yang berlebih sangat berbahaya.

Pertumbuhan tanaman dapat terhambat dan produksi plankton berkurang sehingga mengganggu keseimbangan rantai makanan. Artinya, persediaan pangan global dapat terganggu. Ancaman lain, sinar UV-B dapat meningkatkan resiko kanker kulit dan katarak mata pada hewan dan manusia.

Kondisi ini mendorong pertemuan tingkat dunia untuk merumuskan cara melindungi lapisan ozon. Pertemuan pertama di Wina, Austria pada 1985 menghasilkan Konvensi Vienna yang menjadi kerangka kerja bagi kerja sama dalam penelitian dan pengujian ilmiah terkait masalah ozon, pertukaran informasi, dan pengambilan keputusan untuk mencegah aktivitas yang dapat merusak lapisan ozon.

Konvensi Vienna ditindaklanjuti pada 1987 di Montreal, Kanada. Protokol Montreal merupakan perjanjian internasional yang mengatur langkah-langkah peniadaan produksi zat perusak lapisan ozon seperti klorofluorokarbon (CFC). CFC banyak terdapat pada alat pendingin, seperti kulkas dan AC, bahan busa, aerosol, halon pada pemadam api, bahan fumigasi, dan zat pelarut.

Traktat ini terbuka untuk ditandatangani pada 16 September 1987 dan mulai efektif sejak 1 Januari 1989. Karena itu, 16 September diperingati sebagai Hari Ozon Sedunia.


Tema Hari Ozon Sedunia tahun ini adalah "Advancing Climate Action" yang diterjemahkan menjadi "Tingkatkan Aksi Iklim, Ozon Aman" (ilustrasi: Freepik).

 
Seiring dengan perkembangan teknologi, Protokol Montreal telah mengalami beberapa kali revisi. Yang terakhir adalah Amandemen Kigali pada 2016 dan mulai efektif per 1 Januari 2019. Indonesia mengesahkan Amandemen Kigali pada 1 November 2022 melalui Peraturan Presiden Nomor 129 Tahun 2022.

Amandemen Kigali mengatur konsumsi dan produksi hidrofluorokarbon (HFC) secara bertahap. Sebenarnya gas ini adalah pengganti hidroklorofluorokarbon (HCFC) yang menggantikan CFC. HCFC tidak berdampak terhadap lapisan ozon, tetapi merupakan gas rumah kaca. Ini berarti Amandemen Kigali sudah menjangkau ranah lebih jauh—untuk menanggulangi perubahan iklim. 

Protokol Montreal membawa hasil positif–lubang ozon di Antarktika perlahan pulih. Menurut Menteri LHK, Siti Nurbaya, dalam peringatan Hari Ozon Sedunia 2024, lapisan ozon diperkirakan akan pulih sekitar tahun 2066 di Antarktika, tahun 2045 di Arktik, dan tahun 2040 di seluruh dunia. Syaratnya, kebijakan saat ini tetap berlaku dan dilaksanakan.

Panel Penilaian Ilmiah yang didukung PBB untuk Protokol Montreal tentang Bahan-bahan yang Merusak Lapisan Ozon melaporkan hampir 99% bahan perusak ozon yang dilarang sudah tidak dipakai lagi. Indonesia sendiri telah berhasil menurunkan HCFC sebesar 37,5% pada 2020 dan 55% pada 2023.

Tidak hanya di level negara, kita pun bisa berperan aktif dalam menjaga lapisan ozon, lo, Kawran. Melalui gerakan nasional “16 to 24” yang baru diluncurkan pemerintah, kita dianjurkan untuk menyetel suhu AC ke 24 derajat Celcius agar menghemat energi. Selain itu, sebaiknya kita merawat AC secara berkala dan menggunakan jasa teknisi AC bersertifikat BNSP.

Meski upaya pencegahan kerusakan lapisan ozon terus berlangsung, dalam prosesnya kita tak dapat memungkiri dampak negatif sinar UV yang sampai ke permukaan Bumi. Karenanya, jangan lupa untuk melindungi kulit, ya, Kawran. Antara lain dengan menggunakan tabir surya, topi/payung, kacamata hitam, serta baju lengan panjang saat beraktivitas di luar ruangan.



Penulis: Mutiara Sidharta (IP Bandung)

Post a Comment for "Aksi Melindungi Lapisan Ozon, Pelindung Bumi"