Jejak Meraki Lurah Kampung Komunitas

 

Mau tahu engga sedikiiit rahasia dari Lurah kita? Sebagai Lurah Kampung Komunitas Ibu Profesional, Syafiah yang akrab dipanggil Mba Sya, pernah lho memaksimalkan passionnya dengan membuat souvenir sendiri di hari istimewa!

Wow, luar biasa, kan? 😍

Di tengah padatnya agenda-agenda beliau sebagai seorang leader komponen, menghadiri undangan di sana-sini, mengisi waktu di ini-itu, jadilah Tim Koran Kampung rela mendapat nomor undian berhadiah emas, eh nomor antrean 😀 untuk bisa berkesempatan kepoin beliau. Sayangnya Tim Koran belum bisa bertandang langsung ke rumah Mba Sya, jadi sesi ngobrolnya lewat virtual aja yaa. Coba kalau ketemu langsung pasti bakal dibawain keripik apel atau apel malang yang legendaris.


Foto: Dokumentasi Panitia KPI 2023


Lurah adalah Jalan Penuh Makna

Mengemban amanah sebagai pucuk pimpinan di komponen Kampung Komunitas Ibu Profesional bagi Mba Sya bermakna bahwa lurah adalah sebagai teman belajar, bertumbuh, dan juga berbagi. Kalau di dunia nyata biasanya Bu Lurah akan banyak berkunjung (juga kadang blusukan) ke RW-RW atau komunitas masyarakat, maka Mba Sya akan memanfaatkan perannya di kampung virtual dengan ikut serta dan selalu mendukung beragam aktivitas di kampung komunitas (kakom). Pokoknya mah di mana ada acara Kampung Komunitas selalu ada Mba Sya deh, ada gula ada semut semacam itu deh.

Jika di masyarakat dunia nyata ada Rukun Warga, maka di Kampung Komunitas Ibu Profesional ada regional. Regional ini bisa berarti cabang-cabang dari Ibu Profesional yang berada di tingkat kota, kabupaten, bahkan gabungan dari beberapa negara, menyesuaikan dengan kondisi demografis dan geografis. Di dalam negeri ada sekitar 36 regional dan 2 regional luar negeri yaitu Ibu Profesional Asia dan Ibu Profesional Efrimenia (yaitu para member Ibu Profesional yang berada di negara dalam cakupan Benua Eropa, Afrika, Amerika, dan Oseania).

Dalam masa kepengurusannya, Mba Sya memanjatkan syukur karena mulai banyak sinergi antara kampung komunitas pusat dan kampung komunitas di regional, baik secara langsung atau tidak langsung, termasuk dengan kehadiran Koran Kampung. Salah satu sinergi pusat dan regional adalah adanya program Kaba (Kampung Bakat) (dan banyak lagi program kampung-kampung yang lain, lho!) yang mewajibkan para Shiper (lulusan Kampung Bakat) untuk KKN atau berbagi ilmu yang diperolehnya selama di Kampung Bakat di regional untuk mendapatkan sertifikat kelulusan. Sertifikat nantinya akan diserahkan dari panitia Kaba ke regional.

Kampung Bakat merupakan salah satu program Kampung Komunitas Ibu Profesional yang menjadi playground berisi aneka passion untuk warga (sebutan bagi para member Ibu Profesional yang sudah melakukan orientasi Kampung Komunitas). Kampung Bakat yang juga bisa disingkat dengan sebutan Kaba hadir sejak 2021, dan tahun 2024 ini akan memasuki tahun keempat. Salah satu program yang ramai diikuti adalah Kampung Bakat ini, apalagi dengan keunikan gamifikasinya yang berada ala pelayaran. Tenang, kok samuderanya aman tanpa ada gangguan yang lazim ada di lautan.

Kalau pengen tahu apa itu Kampung Bakat silakan telusuri tautan berikut ya, Kawran: Kampung Bakat Ibu Profesional

 

Tantangan sebagai Lurah Kampung Komunitas

Mba Sya merupakan lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Brawijaya dan tinggal di Kota Malang menyampaikan bahwa sampai sejauh ini sinergi antara Kampung Komunitas pusat dan regional masih perlu banyak dilakukan dan dibenahi. Seperti ‘main bareng’ antara pusat dan regional belum ada, ssst Mba Sya spill lho kalau coming soon akan ada mabar pusat dan regional. Namun, Mba Sya yakin bahwa adanya kekuatan kakom yaitu guyub akan menyatukan semua kemampuan tim untuk menghadapi tantangan. Jadi yang akuuurrr bin rukun yaa semuanya. 😊

 

Bu Lurah dan Keluarganya yang Sakinah

Memiliki keluarga virtual di Kampung Komunitas pada khususnya dan Ibu Profesional pada umumnya, tak membuat Mba Sya melalaikan keluarganya. Sering banget ketika ada obrolan di tim kakom, Mba Sya sempat mengirim foto hasil masakan yang membuat bala kakom bertanya-tanya resepnya, pengen ikut bikin, atau minta dikirimin (ini paling favorit Koran Kampung sih, andaikan dekat Malang 😃). Mba Sya ngakunya sih hobinya makan, padahal juga rajin masak apalagi untuk anak-anak. Selain itu Mba Sya juga menyukai ngobrol dan menjadi teman bicara teman-temannya dan masyarakat.

Suami Mba Sya yang juga kadang disebut dengan istilah Pak Lurah (tetapi karena Ibu Profesional adalah komunitas para perempuan Indonesia, maka suami beliau berada di sisi Mba Sya, tidak berada dalam struktur Ibu Profesional), sangat mendukung peran yang saat ini diemban Mba Sya. Hanya suami Mba Sya berpesan agar Mba Sya tetap bisa seimbang dalam menjalani peran-perannya, dan tentu saja tetap cintanya bahkan bertambah ke Pak Lurah, cieee (Koran Kampung mencoba menjadi penerjemah pesan Pak Lurah nih).

 

Lurah dan Dirinya

Foto: Dokumentasi Panitia KPI 2023


Perempuan kelahiran 18 Januari ini memang multi peran dan multi tasking. Di tengah produktivitas peran di ranah domestik dan berkomunitas, Mba Sya selalu menyediakan waktu untuk  melakukan hobi dan mengasah passion. Hal ini juga menjadi salah satu tips enjoy Mba Sya karena bisa juga menjadi me time.

Mba Sya memiliki passion di bidang crafting dan baking. Nah, kan tidak jauh-jauh dari dunia dapur dan bereksperimen membuat hal baru. Hebatnya lagi, Mba Sya sudah mencapai tahap earn dengan menerima pesanan-pesanan sesuai passionnya, bahkan membuat souvenir untuk pernikahannya sendiri! Wah, benar-benar pengantin yang totalitas! Padahal kan pasti repot bin sibuk dengan momen penuh cinta di pelaminan, tetapi Mba Sya ternyata lebih senang dan bangga karena kenang-kenangan hari spesialnya adalah bikinan sendiri, sesuai konsep sendiri, dan jadinya lebih ekonomis kan? Eh, sampai lupa menanyakan souvenir pernikahan beliau apa yaaa? Kalau masih ada Koran Kampung engga bakalan nolak dikirimin, kok. Semoga souvenirnya tidak akan pernah kedaluwarsa ya. 😂


Pesan Lurah Kampung Komunitas

“Setiap perempuan itu unik, maka kuatkan keunikanmu, asah passionmu, dan jadilah perempuan yang berdaya dan bermanfaat bagi diri, keluarga, dan sekitar kita. Harapan saya, semoga teman-teman di Kampung Komunitas tetap bahagia berkegiatan dan memberikan dampak positif di mana pun berada. (Syafiah)

Sungguh, sebenarnya Tim Koran Kampung masih berlanjut keponya nih ke Makmon yang juga nama lain dari Bu Lurah di Instagram. Namun, kiranya edisi kali ini cukup sampai di sini biar masih to be continued deh penasarannya. Kawran masih ingin tahu cerita-cerita Mba Syafiah lainnya yang belum terungkap ke publik? Kamingsuun yaa insyaallah seperti kata Mba Sya 😃.



Penulis: Viana Wahyu (IP Depok)

 

 

Post a Comment for "Jejak Meraki Lurah Kampung Komunitas "