Utak-Atik Kata itu Asyik (TTS Koran Kampung)
Pasti kenal, dong, dengan TTS alias Teka-Teki Silang? Tampilan kotak-kotak kosong mendatar dan menurun di halaman hitam putihnya koran cetak memang khas sekali. Generasi milenial mungkin sempat tahu juga, ya. Ada buku tipis—tetapi tidak setipis tisu—yang berisi teka-teki silang juga. Bedanya TTS versi buku biasanya tidak berhadiah, sedangkan yang di koran berhadiah seru. Di majalah anak-anak pun ada TTS, lo. Jawabannya bisa dikirim manual (via kartu pos) atau digital.
Kawran alias Kawan Koran pernah
mengalami era yang mana?
Nah, di edisi alinea 4 Koran Kampung, ada utak-atik kata yang bisa Kawran kerjakan. Coba klik gambar berikut ini.
Jika ingin mengutak-atik sekaligus mencoba langsung di kotak-kotaknya, Kawran bisa menuju ke tautan ini. → tautan TTS alinea 4 Koran Kampung.
Kalau sudah menemukan kata-kata yang tersembunyi, cusss kirim jawabannya ke sini. → Kotak Penerima Jawaban TTS Koran Kampung
Hadiah TTS
TTS terbuka untuk semua pembaca Koran Kampung tercinta. Insyaallah akan ada hadiah untuk Kawran yang beruntung. Namun, terlepas dari hadiahnya, TTS itu sendiri memiliki rahasia unik, lo. Apa saja, sih?
Satu, terinspirasi dari permainan tradisional Amerika.
Diterbitkan pertama kali pada 21 Desember 1913 oleh Arthur Wynne, yang merupakan pewarta asal Liverpool di surat kabar New York World edisi hari Minggu. Ide TTS itu disebutkan berasal dari permainan pompeii yang sering disebut sebagai magic square oleh anak-anak Amerika. Arthur membuat TTS menyerupai bentuk berlian.
Akhirnya semakin banyak orang mengenal TTS, bahkan ada yang menyebutkan TTS dapat menjadi hiburan dan pelepas penat dari tekanan perang dunia masa itu. Sejak itulah surat kabar lainnya mengikuti, membuat TTS dengan beragam model.
Dua, pernah menjadi strategi dalam dunia militer.
Pada 1924, Richard Simon
dan M. Lincoln Shuster merilis untuk pertama kali buku teka-teki silang yang
laku ribuan kopi dengan dilengkapi hadiah sebuah pensil. Tak hanya itu, TTS pun
dimanfaatkan sebagai strategi militer, bahkan termasuk dalam tes menjaring agen
intelijen.
Di beberapa negara, TTS memiliki
model berbeda-beda. TTS yang ada di Indonesia (yang biasanya ada di koran
dengan kotak berwarna hitam dan putih) mengikuti model Britania Raya, India,
Australia, dan Afrika Selatan dengan paduan kotak hitam dan putih.
Selain mengisi waktu luang, mengisi
TTS ini juga bisa menjadi cara untuk mengenal kata-kata baru yang kadang justru
kita baru mengetahuinya saat menyambung huruf dari kotak yang sudah
terisi. Masih ingat enggak, kata yang sering muncul di TTS? Penulis paling ingat, kata "abu" dan "era" sering muncul di tiap edisi TTS
koran hari Ahad.
Manfaat Bermain TTS
1. 1. Mengasah otak dan mencegah pikun
Aktivitas
literasi membaca dan menulis bisa menjadi cara menjaga otak karena banyak
berinteraksi dengan kata-kata akan membantu otak untuk terus berlatih menjalankan
fungsinya. Selain itu, bisa melatih otak untuk mengingat dan fokus. Menurut penelitian, hal ini dapat mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer dan
demensia.
2. 2. Terlatih memecahkan masalah
Kawran merasa enggak, bermain atau mengisi TTS itu seperti memecahkan misteri huruf? Ternyata ini bisa bermanfaat juga dalam kehidupan sehari-hari, lo. Kadang untuk mendapatkan satu kata yang belum terpecahkan, kita dapat mencari jawabannya di buku, kamus, mesin pencari, atau bahkan tanpa sengaja menemukan ide dari mengutak-atik huruf yang sudah terjawab.
Biasanya para penyuka TTS dapat menemukan beberapa jalan keluar dengan menyelesaikan pertanyaan yang
mudah terlebih dahulu. Kalau menurut penulis, TTS juga kadang
terlihat sebagai labirin huruf yang harus diselesaikan dengan menerka huruf
yang tersembunyi.
3. 3. Menambah kamus kata
Kalau ini sudah
pasti ya, Kawran. Dengan mengisi TTS, perbendaharaan kata kita akan bertambah. Kita mendapatkan kata-kata baru yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.
4. 4. Meminimalkan stres
Kok, bisa malah mengurangi stres? Ada enggak Kawran yang berpikir demikian? Alasannya, jika sering melatih otak untuk berpikir—salah satunya dengan TTS ini—kecemasan akan berkurang akibat produksi hormon dopamin saat berhasil menemukan jawabannya.
Bagaimana jika sebaliknya, malah jadi pusing karena mikirin kotak yang belum terjawab? Santai saja, hihihi. Coba tunggu sampai edisi berikutnya untuk mengetahui jawabannya. Eh, jangan-jangan malah jadi cepat-cepat ingin membuka kunci jawaban? Apa pun itu, bahagiakan diri dengan happy saat bermain. Jika malah membuat pusing, melipir saja dulu.
Jadi, kuyyy cobain, deh, sajian terbaru dari Koran Kampung. Siapa tahu ada manfaat plus bonus hadiah untuk Kawran. Semoga beruntung, yaaa! ^^
Penulis: Viana Wahyu (IP Depok)
**
Referensi:
https://www.rri.co.id/medan/hiburan/66164/sejarah-permainan-teka-teki-silang-(tts)
Post a Comment for "Utak-Atik Kata itu Asyik (TTS Koran Kampung)"
Post a Comment